Hey there. Thank you for reading my absurd blog ππ
Udah lama banget aku ga blogging, almost 2 years. And I start to write again, hope you'll enjoy this!
Sabtu, 13 Februari 2016
Ga kerasa udah weekend. Aku menginjakkan kaki di Samarinda sejak tanggal 10 yang lalu. Bukan Mita dan Laura namanya kalau ga nekat. Itulah yang terjadi (lagi) sama kita berdua kalau lagi dinas bareng kayak gini.
Samarinda. Bukan kota dengan banyak tempat wisata. Itulah yang jadi salah satu pertimbangan dan kebingungan kami di sini. Walaupun keliatannya weekend kami bakal suram, kami ga tinggal diam untuk cari destinasi wisata terdekat. Fokus kami di kantor kalau weekend gini udah beda. Bukan kerja melainkan googling destinasi liburan :D
Pampang. Sebenarnya ini destinasi wisata incaran kita sejak awal. Lokasinya ga jauh dari Kota Samarinda. Desa Pampang merupakan salah satu desa dengan penduduk Suku Dayak yang memiliki kuping panjang :D Pernah dengar kan pasti? Cuma yang jadi masalah, acara di desa tsb cuma ada setiap hari Minggu pukul 14.00 siang. Sedangkan kami berpikir untuk destinasi lain yaitu Pantai Beras Basah di Bontang dengan jarak lebih kurang 3 jam dari Kota Samarinda (baru sampai Bontang kota nya ya :D) What shud we do? Kita harus pilih yg mana? Bisa dibilang ga memungkinkan kalau mau dapetin dua-duanya dalam waktu satu hari.
Di Sabtu yang agak suram dan hopeless ini kami mencoba memutar otak ginana caranya dalam 1 hari bisa dapat 2 destinasi wisata. Taraaaa! Tiba2 kami kepikiran untuk nekat naik kendaraan umum.
Jam kantor menunjukkan pukul 15.30 sore. Secepat kilat kami pulang ke hotel dan packing ekspres. Pukul 16.20 kami sudah berdiri manis di depan hotel menunggu angkot yang akan membawa kami ke Terminal Lampake. Dengan bermodalkan Rp 20.000 berdua, kami tiba di Terminal Lempake dalam waktu lebih kurang 40 menit. Apa yang terjadi? Bus dengan tujuan Bontang udah ga ada lantaran kami kesorean :( Mulai hopeless, stress mikirin weekend yang suram.
Ehhh, tiba-tiba ada abang2 taxi liar spt Avanza yang menawarkan tumpangan ke Bontang dengan harga Rp 70.000 per orang. Setelah mikir2 dikit akhirnya kita nekat pergi daripada liburan makin suram. Sekitar pukul 18.00 mobil mulai melaju. Pemandangan yang mayoritas hutan terlihat begitu indah ketika sunset muncul. Warna oranye sang Mr. Sun luar biasa cantiknya terlihat dari balik bukit. Setelah Mr. Sun lenyap, kami mulai tertidur pulas dan terbangun di tengah jalan ketika melihat area jalan yang cukup mengerikan. Melewati daerah tambang penuh tronton dengan jalanan berbatu tanah, tebing2 tinggi yang ga menutup kemungkinan bisa terjadi longsor. Setelah menempuh perjalanan lebih kurang 3 jam kami tiba di Kota Bontang.
Jujur, kami belum browsing hotel di Bontang dan ga tau harus menginap di mana. Melihat kebingungan kami karena ga tau harus turun di mana, akhirnya salah satu penumpang yang 'baik hati' menawarkan kami untuk menginap di Guest House dekat rumahnya. Buat kami, yang penting bersih dan aman, harga ramah di kantong, hajaaaar :D Sebenernya sih karena ga ada pilihan lain :p
Akhirnya malam ini kami menginap di guest house yang namanya adalah Okra Leaf. Guest house yang nyaman dan bersih. Dengan harga per malam Rp 270.000 kami mendapatkan fasilitas tempat tidur double, AC, TV, kamar mandi dalam, dan sarapan pagi. Cukup ramah di kantong untung ukuran kota Bontang yang katanya super mahal.
Berhubung perut ga bisa diajak kerjasama, kami keluar sejenak mencari makanan pengganjal perut. Ga jauh jauh, cuma di depan guest house. Jauh jauh ke Bontang kamu cuma makan pempek πππ Sambil nonton layar tancep, ehh bola :p
Setelah perut bisa diajak kompromi kami kembali ke guest house untuk istirahat karena besok kami harus pergi pagi-pagi sekali ke pelabuhan. We dunno that new trouble is coming.
----------------------------------------------
Minggu, 14 Februari 2016
Happy Valentine's Day! ❤️
Valentine kali ini saya dan Laura harus jauh dari pacar. No probs, yg penting liburan jalan terus hahahhaha
Selesai sarapan pagi, kami bersiap meninggalkan guest house menuju Pelabuhan Tanjung Laut. Waktu menunjukkan pukul 6.30 WITA.
We're in trouble. Ternyata tidak ada angkot atau pun ojek di daerah tempat kami menginap. Ditambah lagi ini hari Minggu. Kami menyusuri jalan dan hopeless, ga ada kendaraan yang lalu lalang kecuali motor atau mobil pribadi yang bisa dihitung dengan jari.
Akhirnya, dengan bermodalkan muka tembok ga tau malu, kami kembali ke guest house, padahal udah check out :p Kami tanya ke pegawai di sana tentanf transport ke Pelabuhan. Mungkin karena mereka kasian liat kita, akhirnya mereka menawarkan bantuan ojek ke pelabuhan dengan syarat gantian karena cuma ada 1 motor. Perjalanan ke Pelabuhan hanya sekitar 10 menit.
Di Pelabuhan, kapal banyak, tapi ga ada penumpang lain selain kami :o :o Padahal dari hasil googling kita, bakalan banyak orang piknik di hari Minggu jadi kita bisa numpang supaya hemat biaya kapal. Per kapal (normal) ke Beras Basah dikenai biaya Rp 500.000. Cukup mahal kalau cuma ditanggung berdua. Tiba-tiba ada ibu2 baik hati yang menawarkan kapal bareng dengan keluarganya, gratis. Siapa yang sanggup nolak :D Tapi kenyataan berkata lain. Karena nahkoda2 kapal di sana tau kami datang berdua, mereka ga ngebolehin kami gabung di kapal ibu2 baik hati tadi. Karena kalau kami gabung, antrian kapal yg berlayar semakin lama.
Waktu sudah menunjukkan pukul 08.00 WITA. Sambil ngemper di trotoar, tiba-tiba mukjizat itu nyata. Sebuah mobil Putih parkir di dekat tempat kami duduk. 3 orang anak muda *kayaknya* turun dari mobil. Sambil sedikit nguping, keliatannya mereka juga mau ke Beras Basah. Akhirnya dengan tampang ga tau malu, kami menawarkan nyebrang bareng. Lumayan kan kalo biaya dibagi berlima hahahha. Tapi ternyata pemuda pemuda yang diketahui bernama Pandu, Prengki, dan Janur bermaksud untuk menginap di pulau. Akhirnya kamu deal untuk berangkat bareng dengan biaya Rp 600.000 dan kami akan kembali ke pelabuhan sebelum jam 12 siang. Jam 09.00 WITA kami baru mulai berlayar, perjalanan ke pulau ditempuh lebih kurang 45 menit. Gelombang cukup besar. Tadinya kami ingin ke Pulau Segajah yang katanya lebih indah. Tapu nahkoda ga brani karena geglombang besar ditambah lagi biayanya lebih mahal :D *lagi lagi budget*
Akhirnya kami sampai juga di BERAS BASAH! Yeay! Misi pertama berhasil!
Ternyata aslinya ga jauh beda dari fotonya. Pulaunya memang agak kotor karena dipakai untuk camping, jadinya banyak sampah. Tapi jangan salah, air lautnya masih bersih dan bening bangeeet! ππ
Tanpa pikir panjang, aku dan Laura langsung ganti baju dan nyemplung siang bolong ke air.Kami memang paling ga bisa kalau lihat air nganggur :D
Hamparan pasir yang bentuknya memang mirip beras terasa nyaman di kaki. Aahhh, seneng banget bisa menghirup udara laut lagi. Langit biru cerah, gradasi warna air laut bikin kami lupa waktu. Sebelum jam 12 kami sudah harus meninggalkan pulau ini :(
Setelah mandi kilat, kami berkemas. Mandi di sana ga gratis lho, harus beli air. Untuk 1 jerigen besar dikenai harga Rp 10.000 sedangjan jerigen kecil Rp 5.000.
Sebelum pergi, kami sempetin dulu foto bareng travel mate dadakan yang ternyata datang jauh jauh dari Balikpapan (jaraknya lebih kurang 6 jam dari Bontang) :D Sampai ketemu di Balikpapan, gaesss! π€
Kapal sudah menunggu dan kami beranjak ke Pelabuhan Tanjung Laut. Sesampainya di Pelabuhan kami langsung menuju ke jalan raya untuk naik angkot menuju Terminal Bontang. Sama seperti tadi pagi, jalanan luar biasa sepi. Akhirnya kami baik ojek dadakan alias pengendara motor yang menawarkan bantuan, ga bantuan juga sih, soalnya bayar :p Dengan modal Rp 25.000 per motor kami sampai di terminal dalam waktu lebih kurang 20 menit. Waktu menunjukkan pukul 12.00 WITA. Ga ada waktu untuk milih bus lagi karena kami dikejar waktu . Akhirnya kami naik bus, bisa dibilang busnya buluk, non AC, mirip kopaja lah kali di Jakarta :p Tapi yang pasti murah, cuma Rp 30.000 per orang, wow! Karena perjalanan siang, kami baru sadar medan perjalanan yang sebenernya. Ternyata jalan poros Bontang Samarinda ngeri juga, bukit2 naik turun tanjakan terjal :D Tapi walaupun begitu, ditambah lagi udara panas tanpa AC, kami bisa lho tidur di bus, saking capeknya :D
Bontang Samarinda ditempuh sekitar 3 jam. Desa Pampang berada di jalur Bontang - Samarinda. Mungkin sekita 2,5 jam dari Bontang. Kalau normal, kami bisa sampai di Pampang pukul 15.00. Tapi cobaan datang lagi, bus mampir berenti makan siang, tidaaaak! Perjalanan terhenti sekitar 30 menit. Kami udah was was ga kekejar ke Pampang. Akhirnya sekitar pukul 14.50 kami tiba di depan gerbang Desa Pampang. Bermodalkan ojek (kali ini ojek beneran) dengan tarif Rp 15.000 per orang, kami dibawa melaju kencang menuju balai desa yang berjarak lebih kurang 15 menit. Bahagia rasanya waktu sampai di Balai Desa dan acara masih berlangsung. Kami langsung masuk ke dalam, beraksi dengan kamera handphone sampai akhirnya MC mengumumkan tarian tersebut merupakan persembahan terakhir. What? :o :o
No problemo, yang penting kami punya bukti nyata kalau sudah ke Pampang, foto! :D
Cukup komersil juga ternyata. Tarif foto dengan Dayak Kuping Panjang Rp 25.000 untuk 3x foto sedangkan dengan penari non kuping panjang Rp 20.000 per 3x foto.
Here we go!
Kalau dengan ibu ini agak istimewa gaes. Beliau tidak tergabung dengan penari lainnya di Balai Desa. Tarif fotonya pun beda, Rp 25.000 untuk 1x foto, ga bisa ditawar :(
Puas foto-foto dan membeli beberapa pernak pernik khas Suku Dayak, kami memutuskan kembali ke Samarinda smpai akhirnya kami sadar ga tau harus baik apa menuju jalan raya mengingat tadi aja jalannya jauh banget dan ga mungkin jalan kaki. Akhirnya kami menehkan ojek dadakan (lagi) yang mengantar kami ke gerbang depan. Hari sudah cukup sore, bapak2 yang mengantar kami ga tega kami menunggu angkot lama, takut kalau udah ga ada angkot lagi. Akhirnya mereka mengantarkan kami ke Terminal yang berjarak sekitar 30menit dari pintu gerbang Desa Pampang. Dengan modal Ro 30.000 saya sampai di terminal dan langsung bergegas naik angkot kembali ke hotel.
Thank you God for today. Berkat Tuhan hari ini luar biasa besar. Ketemu orang-orang baik yang mau memberi tumpangan kemana-mana. Walaupun bayar, itu ga brarti apa2. Apalah artinya punya uang kalau ga ada yang ngasi bantuan kan :D Anggap aja itu bonus buat mereka :D
To be continued ...
No comments:
Post a Comment