Friday, November 05, 2010

Hujan Pasir?

Jogja memang beda. Sudah bukan jamannya berkutat dengan hujan air, saatnya hujan pasir, hujan abu, dan hujan kerikil :p
This post just for fun yaa :D I'm one of the Merapi's victim. Walaupun cuma efeknya, bukan secara langsung, saya merasakan bagaimana rasanya hujan abu, hujan pasir, dll :(

Sungguh menyedihkan Jogja saat ini. Pagi ini saya bangun tidur, cari sarapan seperti biasanya. Jalanan Babarsari yang biasanya bersih karena terhitung jauh dari Merapi, pagi ini tampak suram. Seperti kota mati. Seperti hidup di gurun pasir :( Hujan abu tipis masih turun, mengotori setiap sudut jalan. Langit yang biasanya biru cerah, tampak coklat muda. Di jalanan, mobil dan motor uda ga keliatan bentuk aslinya. Mobil Mercedez yang tadinya mewah, mendadak seperti mobil korban off-road -___-! Uda ga jaman pakai jaket, ga mampu lagi menahan debu yang tebal. Saatnya beralih ke jas hujan. Dokter bedah ada di mana-mana. Masker, a must wear item.




Jadi teringat kejadian tadi malam. Terdengar suara rintik-rintik di atas kost. Awalnya saya mengira hujan air biasa. Lanjutan dari hukan air yang tak kunjung berhenti sejak siang hari. Ternyata? Hujan air uda ga jaman lagi, saatnya beralih ke hujan pasir dan abu. Merapi sedang sakit, cuma Tuhan yang bisa sembuhkan dia :(



Yang bisa saya lakukan hanya berdoa. Berharap ini segera berakhir. Untuk pertama kalinya saya takut sekali tinggal di Jogja dengan keadaan seperti ini :(
Tapi saya yakin, selalu ada pelangi sehabis hujan. Abu vulkanik, hadiah gratis dari si Merapi, akan menjadikan perkebunan begitu subur :) Saya cuma bisa berdoa, demi keselamatan semua korban, terutama yang berada di pengungsian. God Bless Them :)

#prayforindonesia #prayforjogja

No comments: